Tetap Bugar saat Berlibur

Berlibur mampu meningkatkan kualitas hidup. Namun, berhati hatilah karena risiko penyakit tetap mengintai sekalipun anda sedang bersantai.

“Libur tlah tiba. Libur tlah tiba. Hore.Hore. Hore.“
Lirik lagu yang dinyanyikan Tasya seakan menjadi lagu wajib saat liburan menjelang. Rasanya tak sabar untuk segera melaksanakan semua persiapan. Perasaan bahagia seketika menyeruak, terutama jika proposal cuti Anda sudah disetujui.
Tak hanya menyenangkan, sejumlah penelitian membuktikan bahwa liburan bermanfaat bagi kesehatan. Salah satunya adalah temuan survei State University of New York kepada 12 ribu lelaki berusia 35 hingga 57 tahun, beberapa waktu lalu.

Survei menemukan bahwa mereka yang tidak pernah berlibur setidaknya satu minggu penuh setiap tahunnya, risiko meninggal akibat penyakit jantung meningkat hingga 30%. Selain itu, para workaholicjuga berisiko tinggi terkena dampak kesehatan lainnya, seperti darah tinggi, obesitas hingga diabetes tipe II.

Penelitian yang dipaparkan dalam Wisconsin Medical Journal pada 2005 lalu juga menemukan bahwa berlibur menurunkan risiko depresi, ketegangan dan lelah pada perempuan. Dengan waktu tidur yang lebih panjang, perempuan yang berlibur merasa lebih santai dan awet muda dibandingkan mereka yang tidak mengambil cuti sama sekali.

Kesimpulan senada juga dipaparkan oleh Journal Psychosomatic Medicine. Jurnal tersebut menyebutkan bahwa mereka yang sering berlibur memiliki kualitas tidur yang lebih baik. Kualitas tidur tersebut berpengaruh terhadap fungsi sel-sel otak. Dengan terjaganya fungsi sel otak, itu berarti fungsi intelektual anda pun bekerja dengan baik. Tak mengherankan jika berlibur mendatangkan kreativitas dan pikiran yang lebih segar saat kembali bekerja.

Berlibur ternyata juga bisa membantu menjaga lingkar pinggang dan indeks massa tubuh. Ini dimungkinkan mengingat kebanyakan dari bergerak lebih banyak daripada saat bekerja.
Dengan begitu, Anda tidak akan terlalu merasa bersalah melonggarkan program diet selama berwisata. Tak hanya itu, mengutip laman http://www.rd.com, bergerak lebih aktif, terutama dengan berjalan kaki, amat disarankan demi membangkitkan pengeluaran hormon endorfin. Hormon ini diyakini mampu menciptakan perasaan rileks dan bahagia.

Penyakit mengintai Meski menyehatkan, bukan berarti penyakit tak bisa mendekat. Mengutip laman melindahospital.com, sejumlah penyakit liburan yang rawan menginfeksi tubuh anda di antaranya adalah diare, penyakit ketinggian (altitude sickness), diabetes, bersin dan gatal-gatal hingga masuk angin. Deretan penyakit tersebut seringkali dianggap sepele oleh sebagian orang, padahal bisa berpengaruh buruk kalau tak segera ditangani.

Diare, misalnya. Penyakit yang terjadi karena masuknya bakteri asing dari makanan dan minuman yang terkontaminasi ke dalam saluran pencernaan bisa membuat Anda dehidrasi. Anda bahkan enggan bangkit dari tempat tidur jika tak segera teratasi.
Begitu pula dengan penyakit ketinggian.

Penyakit ini disebabkan oleh udara kering, kekurangan oksigen dan tekanan barometik yang rendah selama penerbangan atau berjalan ke ketinggian yang ekstrim seperti naik gunung. Akibatnya, anda bisa mengalami sakit kepala, dehidrasi hingga sesak nafas. Untuk mengatasi hal ini, buatlah penyesuaian kondisi tubuh dengan cara meningkatkan level ketinggian secara bertahap setiap harinya.

Masalah diabetes memang tak otomatis disebabkan oleh aktivitas berlibur.
Perhatian atas penyakit ini ditujukan bagi Anda yang terdiagnosis mengidap diabetes. Seringkali, akibat euforia liburan, anda alpa memonitor pola makan sehingga gula darah meningkat drastis.

Dampaknya tentu tak diharapkan. Untuk itu, Anda diharapkan tetap patuh dengan aturan makan yang sudah disusun meski liburan berlangsung. Bersin dan gatal-gatal bisa dimaknai sebagai sinyal tubuh terkena alergi, meski anda tidak memiliki riwayat penyakit ini sebelumnya.

Sumber penyakit ini bisa saja datang dari udara di sekitar Anda hingga lingkungan yang kurang higienis. Untuk itu, Anda perlu menyiapkan obatobatan dan masker untuk menanggulangi masalah ini.

Masuk angin Terkait masuk angin, masalah ini bisa menimpa pada siapapun dan kapanpun. Gejala yang timbul beragam, mulai dari meriang, mual, perut kembung, keluar keringat dingin, lelah dan pusing.
Kondisi ini bisa terjadi akibat stamina tubuh maupun sistem imun menurun, terutama saat pergantian cuaca, kurang tidur dan perjalanan jauh.

Sebuah solusi dihadirkan Deltomed dengan produk Antangin JRG. Produk ini mengandung ekstrak jahe, royal jelly, ginseng, daun sembung, daun mint dan madu. Komposisi yang pas menjadikan produk ini terbukti membantu mengatasi masalah masuk angin, seperti pada hasil penelitian Bagian Farmakologi Universitas Gadjah Mada.

Produk dikemas praktis sehingga mudah untuk dikonsumsi. Untuk mengatasi mabuk perjalanan, Anda disarankan untu meminum satu sachet sebelum perjalanan jauh. Sementara, untuk mengobati masuk angin, minumlah Antangin tiga kali sehari sesudah makan sampai sembuh. Produk ini juga bisa dikonsumsi oleh anakanak dengan dosis setengah ukuran dari dosis dewasa. (S-25) Media Indonesia, 4/6/2014; 21